Penentuan Hasil reaksi Elektrolisis

Elektrolisis adalah reaksi penguraian senyawa kimia menggunakan bantuan arus listrik. Biasanya, senyawa kimia yang diuraikan menggunakan proses elektrolisis adalah senyawa garam dari unsur-unsur yang sangat reaktif. Mengapa harus garam ? Karena lelehan atau larutan garam dapat menghantarkan listrik.

Cara menyetarakan persamaan reaksi redoks 3 variabel

Persamaan reaksi redoks 3 variabel adalah persamaan redoks dimana spesi yang berubah biloksnya ada 3 buah. Karena reaksi redoks hanya melibatkan reduksi dan oksidasi, maka spesi ketiga haruslah berupa salah satu dari dua reaksi di atas (reduksi atau oksidasi).

Cara Mengkonversi besaran konsentrasi (molaritas, molalitas, fraksi mol, dan persen massa)

Sobat chem, terkadang kalian disuruh untuk mengubah konsentrasi suatu larutan dari besaran tertentu menjadi besaran yang lain. Berikut ini beberapa contoh diantaranya :

Cara Membedakan Ikatan Ionik dengan Ikatan Kovalen

Sobat chem, pada edisi sebelumnya, kita sudah membahas cara membuat ikatan ionik dan ikatan kovalen serta cara-cara pembentukannya. Sangat mudah membuat dan membedakannya manakala kita diberikan nomor atom dari unsur-unsur yang berikatan.

Ikatan Kimia (bag. 2) : Cara membuat Ikatan Kovalen

2. Ikatan Kovalen Setelah sebelumnya kita membahas ikatan ionik, sekarang kita akan membahas tentang ikatan kovalen.

Cara Menyetarakan Persamaan Reaksi Redoks (bag. 2)

Setelah kita pada edisi sebelumnya menyetarakan persamaan reaksi redoks menggunakan metode PBO (Perubahan Bilangan Oksidasi), maka kali ini kita akan mencoba membahas penyetaraan reaksi redoks metode ion-elektron (setengah reaksi).

Jenis-Jenis Isomer Pada Senyawa Hidrokarbon

Isomeri terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu isomeri struktur dan isomeri ruang. Isomeri struktur terbagi lagi menjadi isomeri rangka, isomeri posisi, dan isomeri fungsional.

Rabu, 21 September 2016

Penentuan Hasil reaksi Elektrolisis

Elektrolisis adalah reaksi penguraian senyawa kimia menggunakan bantuan arus listrik. Biasanya, senyawa kimia yang diuraikan menggunakan proses elektrolisis adalah senyawa garam dari unsur-unsur yang sangat reaktif. Mengapa harus garam ? Karena lelehan atau larutan garam dapat menghantarkan listrik. 
 

Unsur-unsur yang sangat reaktif tidak dapat diperoleh dari proses metalurgi konvensional (menggunakan bantuan reduktor karbon). Unsur-unsur seperti natrium, kalium, alumunium, dll, hanya bisa diperoleh menggunakan proses elektrolisis.


Pada bagian ini, kita akan mencoba menentukan hasil reaksi ketika suatu garam dielektrolisis. Penentuan hasil reaksi elektrolisis adalah tahapan paling penting dalam materi elektrolisis. Masih banyak siswa yang kebingungan bagaimana cara menentukan hasil reaksi elektrolisis, mengingat banyak sekali “pengecualian” dan macam-macam reaksi yang harus dihafal. 
 

Untuk itu, siswa hendaknya banyak berlatih untuk semakin meningkatkan kemampuannya.

Guna mencoba memberikan kemudahan bagi para siswa, kali ini saya akan memberikan diagram hasil elektrolisis beserta contoh soal penerapannya ketika mencoba menentukan hasil reaksi elektrolisis. Berikut diagramnya :
 Berikut kita akan menerapkan diagram di atas untuk menentukan hasil reaksi elektrolisis.



Contoh Soal :

Tentukan hasil reaksi elektrolisis dari senyawa-senyawa berikut ini :

  1. KBr(l) (elektroda Fe)
  2. Larutan CuSO4 (elektroda grafit)
  3. SrCl2(aq) (elektroda emas)

Jawab :
 
Ingat, perhatikan selalu lambang setiap zat.
l = liquid (cairan) → tidak ada air
aq = aqueous (larutan) → ada air
  1. KBr(l) (elektroda Fe)
Lambang “l” (liquid) artinya wujudnya cairan atau lelehan, sehingga bisa kita simpulkan tidak ada H2O yang ikut serta.

Langkah pertama, kita uraikan terlebih dahulu KBr menjadi ion-ionnya :

KBr → K+ + Br-

Langkah selanjutnya, kita analisis kondisi di katoda dan anoda.

Untuk reaksi di katoda, perhatikan elektrolitnya, lelehan atau larutan. Karena elektrolit berupa lelehan (tidak ada air), maka kation yang ada di katoda (K+) akan mengalami reduksi. Sehingga, reaksi di katoda adalah :

Katoda : K+ + e → K

Untuk reaksi di anoda, perhatikan dulu elektrodanya (inert atau non inert), jangan terburu-buru melihat anionnya. Nah, karena elektrodanya noninert, maka elektroda akan teroksidasi. Sehingga reaksinya :

Anoda : Fe → Fe2+ + 2e

Jika reaksi di katoda dengan anoda digabung (dengan menyamakan jumlah elektron), maka persamaan reaksi totalnya adalah :

2 K+ + Fe → 2 K + Fe2+


  1. Larutan CuSO4 (elektroda grafit atau Karbon)

Seperti biasa, uraikan dulu senyawa elektrolitnya :

CuSO4 → Cu2+ + SO42-

Kemudian, tentukan reaksi di katoda dan anoda.

Untuk reaksi di katoda, karena elektrolitnya berupa larutan, maka lanjutkan ke tahap berikutnya yaitu identifikasi kation. Karena kationnya adalah logam yang kurang reaktif (Cu2+), maka ion logam tersebut yang akan mengalami reduksi. Sehingga reaksinya :

Katoda : Cu2+ + 2e → Cu

Untuk reaksi di anoda, karena grafit atau karbon (C) merupakan elektroda inert, maka perhatikan anionnya. Karena anionnya adalah ion poliatomik biloks tinggi (SO42-), maka reaksinya :

Anoda : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e

Sehingga, dengan menyamakan jumlah elektron pada katoda dan anoda, maka persamaan reaksi totalnya adalah :

2 Cu2+ + 2 H2O → 2 Cu + O2 + 4 H+
 

  1. SrCl2(aq) (elektroda emas)

Seperti biasa, kita uraikan dulu elektrolitnya.

SrCl2 → Sr2+ + 2 Cl-

Untuk reaksi di katoda, perhatikan kondisi elektrolitnya. Lambang “aq” (aqueous) artinya larutan. Karena Sr2+ termasuk ion logam reaktif (gol. IIA), maka ion Sr2+ tidak dapat mengalami reduksi. Yang akan mengalami reduksi adalah molekul air (H2O). Jadi, reaksi di katoda adalah :

Katoda : 2 H2O + 2e → H2 + 2 OH

Di anoda, karena emas (Au) termasuk elektroda inert, maka perhatikan anionnya. Karena anionnya adalah ion Cl, maka reaksi di anoda adalah :

Anoda : 2 ClCl2 + 2e

Untuk reaksi lengkap, karena jumlah elektron sudah sama, maka tinggal dieliminasi saja elektronnya, sehingga :

2 H2O + 2 Cl- → H2 + Cl2 + 2 OH-



Lakukan cara ini untuk menentukan hasil reaksi elektrolisis untuk senyawa-senyawa elektrolit yang lain.

Selamat belajar





@IF'38



Senin, 19 September 2016

Cara menyetarakan persamaan reaksi redoks 3 variabel

Bagaimana cara menyelesaikan persamaan reaksi redoks 3 variabel metode PBO ?

Persamaan reaksi redoks 3 variabel adalah persamaan redoks dimana spesi yang berubah biloksnya ada 3 buah. Karena reaksi redoks hanya melibatkan reduksi dan oksidasi, maka spesi ketiga haruslah berupa salah satu dari dua reaksi di atas (reduksi atau oksidasi). 

Jadi, nanti ada 2 reaksi oksidasi dan 1 reaksi reduksi, atau 1 reaksi oksidasi dan 2 reaksi reduksi. Baiklah kita akan coba menyelesaikan contoh soal berikut ini :


FeS + HNO3 → Fe(NO3)3 + S + NO2 + H2O

Seperti biasa, langkah pertama adalah menentukan biloks unsur-unsur (biasanya selain H dan O), kemudian menyetarakan unsur-unsur yang berubah bilangan oksidasinya, dan menentukan perubahan bilangan oksidasi total

Karena ada 2 spesi yang mengalami oksidasi, dan 1 spesi yang mengalami reduksi, maka jumlah total kenaikan (oksidasi) adalah 3 poin, sedangkan reduksi tetap 1 poin. Maka, dengan menggunakan teknik perkalian silang, kita mendapatkan :

Selanjutnya, kita jadikan faktor pengali sebagai koefisien bagi zat yang bersangkutan

Terakhir, kita setarakan semua unsur dengan urutan : KAHO : Kation (logam) - Anion (nonlogam) - Hidrogen - Oksigen

Hasil akhirnya seperti ini


Jika kita perhatikan, reaksi di atas sebenarnya tidak terlalu rumit. Hal ini karena meskipun ada 2 spesi yang mengalami oksidasi, akan tetapi yang mengalami oksidasi tersebut adalah satu kesatuan (FeS). Bagaimana jika dalam satu senyawa, ada dua spesi yang mengalami baik oksidasi sekaligus reduksi. Perhatikan contoh berikut :


As2S5 + HNO3 + H2O → H3AsO3 + S + NO

Jika kita perhatikan biloks masing-masing, maka kita akan mendapatkan bahwa yang mengalami oksidasi adalah S, sedangkan yang mengalami reduksi adalah As dan N.


Berbeda halnya dengan contoh soal pertama, dimana dalam Senyawa FeS yang mengalami oksidasi adalah Fe dan S-nya, maka pada contoh soal ini S mengalami oksidasi sedangkan As mengalami reduksi. Tentu ini merupakan perkara yang sulit mengingat koefisien reaksi hanya boleh diletakkan di depan senyawa As2S5. Sementara karena As dan S mengalami perubahan yang berbeda, maka tentunya faktor pengali untuk As akan berbeda dengan faktor pengali untuk S. 
Untuk mengatasi hal ini, maka kita pisahkan As dengan S, masing-masing disertai bilangan oksidasinya, namun tidak mengikutsertakan jumlah atom atau koefisiennya. Perhatikan :

Selanjutnya, jadikan faktor pengali sebagai koefisien bagi masing-masing spesi.


Terakhir, setarakan semua unsur dengan urutan KAHO, dan kembalikan ion-ion As+5 dan S-2 menjadi senyawa As2S5 (koefisien berubah menjadi jumlah atom atau subscript)
 Bagaimana, mudah kan ?



@IF'38