Jumat, 22 Agustus 2014

Manfaat Mempelajari Kimia (1) : Isomer dan Isomeri


Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang konsep isomer dan hubungannya dengan kehidupan kita. Sebagaimana nanti yang akan kita pelajari, senyawa-senyawa yang berisomer satu sama lain akan memiliki perbedaan sifat. Perbedaan sifat ini kadang tidak signifikan, namun kadang juga sangat berpengaruh. Kita ambil contoh nasi dan kayu. Nasi terutama tersusun oleh amilum, sedangkan kayu tersusun oleh selulosa. Kedua zat ini memiliki unsur penyusun yang sama persis, namun berbeda dalam strukturnya. Kenyataannya, nasi dapat dimakan sedangkan kayu sama sekali tidak dapat dimakan. Inilah salah satu alasan mengapa para ahli harus mempelajari isomer-isomer dalam senyawa organik.

Contoh lain, mungkin sebagian kita pernah mendengar entah itu dari iklan atau dari sumber yang lain, bahwa minyak tak jenuh adalah baik untuk kesehatan. Sebagaimana sudah kita pelajari, senyawa tak jenuh adalah senyawa yang mengandung ikatan rangkap dalam struktur molekulnya. Dengan adanya ikatan rangkap ini, maka minyak tak jenuh baik untuk kesehatan karena dapat menangkal radikal bebas. Ikatan rangkap yang dimilikinya dapat digunakan untuIkatan rangkap dalam senyawa alkena (atau alkuna), dapat dideteksi menggunakan air bromin.

Senyawa alkena (dan alkuna) akan melunturkan air bromink “menangkap” radikal bebas dan menetralkannya, sehingga radikal bebas tidak lagi berbahaya dan menyerang sel-sel tubuh.

Akan tetapi, minyak tak jenuh yang mana yang baik untuk kesehatan? Nanti akan kita pelajari bahwa untuk senyawa yang mengandung ikatan rangkap dua, sebagian dari mereka akan memiliki dua macam isomer yaitu isomer cis dan isomer trans. Sebagai contoh, minyak atau lemak yang mengandung 18 buah atom karbon akan memiliki dua macam isomer yaitu isomer cis yang disebut dengan oleat, dan isomer trans yang disebut dengan elaidat. Berikut ini strukturnya: 

Karena ikatan rangkapnya berbentuk cis, maka oleat memiliki bentuk yang tidak kompak, dan cenderung tidak beraturan, sehingga berwujud cair pada suhu kamar, sedangkan elaidat, karena ikatan rangkapnya berbentuk trans, maka bentuknya akan kompak dan beraturan, sehingga berwujud padat pada suhu kamar, sama seperti senyawa lemak jenuh.
Dengan perbedaan ini, maka ketika masuk ke dalam tubuh, oleat tetap akan berbentuk cair, sehingga lebih mudah terbawa oleh darah dan tidak akan mudah memadat. Sebaliknya, elaidat mudah memadat, sehingga ketika senyawa ini masuk ke dalam tubuh, dia akan mengendap di pembuluh darah dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti penumpukan kolesterol, yang pada gilirannya meningkatkan resiko serangan jantung.

Untuk itu, kita disarankan untuk banyak mengkonsumsi minyak tak jenuh jenis cis dan mengurangi konsumsi lemak jenuh dan lemak tak jenuh jenis trans. Lalu, apa ciri-ciri yang membedakan lemak jenuh dari minyak tak jenuh?.

Cara mudahnya adalah dengan melihat wujudnya. Minyak tak jenuh jenis cis akan berwujud cair pada suhu kamar, sedangkan lemak jenuh dan lemak tak jenuh jenis trans, akan berwujud padat pada suhu kamar. Meskipun ada beberapa minyak jenuh yang berwujud cair pada suhu kamar seperti minyak kelapa dan minyak kelapa sawit.

Contoh minyak yang mengandung minyak tak jenuh jenis cis diantaranya adalah minyak zaitun, minyak jagung, minyak bunga matahari, alpukat, dan minyak ikan. Sementara itu contoh minyak tak jenuh jenis trans diantaranya adalah snack, gorengan, margarin, dan minyak goreng tertentu.

Adapun contoh lemak dan minyak jenuh diantaranya adalah minyak kelapa, minyak sawit, keju, daging merah, dan mentega.

Karena efek yang bagus dari minyak tak jenuh, maka beberapa industri terkadang melakukan proses pengubahan minyak jenuh menjadi minyak tak jenuh. Prosesnya dinamakan dengan eliminasi hidrogen atau dehidrogenasi, yaitu mengambil satu atau lebih molekul hidrogen dari molekul minyak, sehingga terbentuk senyawa minyak yang memiliki ikatan rangkap. Proses ini dilakukan pada keadaan yang khusus dan terbukti sukses memproduksi minyak tak jenuh.

Akan tetapi, permasalahan lain timbul, yaitu terkadang yang terbentuk bukanlah minyak tak jenuh jenis cis, akan tetapi minyak tak jenuh jenis trans. Sementara itu, minyak tak jenuh jenis trans tidak ada bedanya dengan minyak jenuh yang sama-sama meningkatkan resiko penyempitan pembuluh darah dan penumpukan kolestorol.

Sehingga, yang lebih aman adalah mengkonsumsi minyak tak jenuh yang berasal dari alam (bukan dari hasil olahan pabrik), karena minyak tak jenuh dari alam lebih baik dan terbukti lebih efektif.


@IF'38

0 komentar:

Posting Komentar