Telah
bertahun-tahun zeolit digunakan sebagai penukar kation (cation
exchangers), pelunak air (water softening), penyaring molekul
(molecular sieves) serta sebagai bahan pengering (drying agents).
Selain itu zeolit juga telah digunakan sebagai katalis atau pengemban
katalis pada berbagai reaksi kimia.
Zeolit
merupakan mineral alumina silikat terhidrat yang tersusun atas
tetrahedral-tetrahedral alumina (AlO45-) dan
silika (SiO44-) yang membentuk struktur
bermuatan negatif dan berongga terbuka/berpori. Muatan negatif pada
kerangka zeolit dinetralkan oleh kation yang terikat lemah. Selain
kation, rongga zeolit juga terisi oleh molekul air yang berkoordinasi
dengan kation.
Rumus
umum zeolit adalah Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O
Dimana M adalah kation bervalensi n, (AlO2)x(SiO2)y
adalah kerangka zeolit yang bermuatan negatif, H2O adalah
molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolit.
Zeolit
pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan
zeolit sintetik. Zeolit alam biasanya mengandung kation-kation K+
,Na+, Ca2+ atau Mg2+, sedangkan
zeolit sintetik biasanya hanya mengandung kation-kation K+
atau Na+.
Pada
zeolit alam, adanya molekul air dalam pori dan oksida bebas di
permukaan seperti Al2O3, SiO2, CaO,
MgO, Na2O, dan K2O, dapat menutupi pori-pori
atau situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas
adsorpsi maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan
mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih dahulu sebelum
digunakan. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan secara fisika maupun
kimia.
Secara
fisika, aktivasi dapat dilakukan dengan pemanasan pada suhu 300-400
oC dengan udara panas atau dengan sistem vakum untuk
melepaskan molekul air. Sedangkan aktivasi secara kimia dilakukan
melalui pencucian zeolit dengan larutan Na2EDTA atau
asam-asam anorganik seperti HF, HCl dan H2SO4
untuk menghilangkan oksida-oksida pengotor yang menutupi permukaan
pori.
Rasio
Si/Al
Rasio
Si/Al merupakan perbandingan jumlah atom Si terhadap jumlah atom Al
di dalam kerangka zeolit. Zeolit-A merupakan zeolit sintetik yang
mempunyai rasio Si/Al sama dengan satu. Beberapa zeolit mempunyai
rasio Si/Al yang tinggi seperti zeolit ZK-4 (LTA), yang mempunyai
struktur kerangka seperti zeolit-A, mempunyai rasio 2,5.
Banyak
zeolit sintetik yang dikembangkan untuk katalis mempunyai kadar Si
yang tinggi seperti ZMS-5 (MFI) (Zeolit Socony-Mobil) dengan rasio
Si/Al antara 20 sampai tak terhingga (murni SiO2). Ini
jauh melebihi mordenit (rasio Si/Al = 5,5) yang merupakan zeolit alam
yang dikenal paling banyak mengandung Si.
Perubahan
rasio Si/Al dari zeolit akan mengubah muatan zeolit sehingga pada
akhirnya akan mengubah jumlah kation penyeimbang. Lebih sedikit atom
Al artinya lebih sedikit muatan negatif pada zeolit sehingga lebih
sedikit pula kation penyeimbang yang ada. Zeolit berkadar Si tinggi
bersifat hidrofobik dan mempunyai affinitas terhadap hidrokarbon.
Kation
Penyeimbang
Kerangka
Si/Al-O pada zeolit bersifat rigid, akan tetapi kation bukan
merupakan bagian dari kerangka ini. Kation yang berada di dalam
rongga zeolit disebut exchangeable cations karena bersifat mobil dan
dapat digantikan oleh kation lainnya. Keberadaan dan posisi kation
pada zeolit sangat penting untuk berbagai alasan. Lingkar silang dari
cincin dan terowongan pada strukturnya dapat diubah dengan mengubah
ukuran atau muatan kation. Secara signifikan hal ini akan
mempengaruhi ukuran molekul yang dapat teradsorbsi.
Pengubahan
pada pengisian kationik juga akan mengubah distribusi muatan di dalam
rongga yang akan mempengaruhi sifat adsorptif dan aktivitas katalitik
dari zeolit tersebut. Dengan alasan ini maka sangat penting untuk
mengatur posisi kation di dalam kerangka dan banyak penelitian telah
dilakukan untuk maksud tersebut.
Zeolit
sebagai agen pendehidrasi
Kristal
zeolit normal mengandung molekul air yang berkoordinasi dengan kation
penyeimbang. Zeolit dapat didehidrasi dengan memanaskannya. Pada
keadaan ini kation akan berpindah posisi, sering kali menuju tempat
dengan bilangan koordinasi lebih rendah.
Zeolit
yang terdehidrasi (sudah hilang molekul airnya), merupakan bahan
pengering (drying agents) yang sangat baik. Penyerapan air akan
membuat kation kembali menuju keadaan koordinasi tinggi.
Zeolit
sebagai penukar ion
Kation
Mn+ pada zeolit dapat ditukarkan oleh ion lain yang
terdapat pada larutan yang mengelilinginya. Dengan sifat ini zeolit-A
dengan ion Na+ dapat digunakan sebagai pelunak air (water
softener) dimana ion Na+ akan digantikan oleh ion Ca2+
dari air sadah. Zeolit yang telah jenuh Ca2+ dapat
diperbarui dengan melarutkannya ke dalam larutan garam Na+
atau K+ murni.
Zeolit-A
sekarang ditambahkan ke dalam deterjen sebagai pelunak air
menggantikan polipospat yang dapat menimbulkan kerusakan ekologi.
Produksi air minum dari air laut menggunakan campuran Ag dan Ba
zeolit merupakan proses desalinasi yang baik walaupun proses ini
tergolong mahal.
Beberapa
zeolit mempunyai affinitas besar terhadap kation tertentu.
Clipnoptilolite (HFU) merupakan zeolit alam yang digunakan untuk
recovery 137Cs dari sampah radioaktif. Zeolit-A juga dapat
digunakan untuk mengisolasi strontium. Zeolit telah digunakan secara
besar-besaran untuk membersihkan zat radioaktif pada kecelakaan
Chernobyl dan Three-Mile Island. Zeolit juga digunakan untuk
mengurangi tingkat pencemaran logam berat seperti Pb2+,
Cd2+, Zn2+, Cu2+, Mn2+,
Ni2+ pada lingkungan. Modifikasi zeolit sebagai adsorben
anion seperti NO3-, Cl-, dan SO42-
telah dikembangkan melalui proses kalsinasi zeolit-H pada suhu 550
oC.
Zeolit
sebagai adsorben
Zeolit
yang terdehidrasi akan mempunyai struktur pori terbuka dengan
internal surface area besar sehingga kemampuan mengadsorb molekul
selain air semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju
rongga menentukan ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang
menjadikan zeolit mempunyai kemampuan penyaringan yang sangat
spesifik yang dapat digunakan untuk pemurnian dan pemisahan.
Chabazite (CHA) merupakan zeolit pertama yang diketahui dapat
mengadsorb dan menahan molekul kecil seperti asam formiat dan metanol
tetapi tidak dapat menyerap benzena dan molekul yang lebih besar.
Chabazite telah digunakan secara komersial untuk mengadsorb gas
polutan SO2 yang merupakan emisi dari cerobong asap. Hal
yang sama terdapat pada zeolit-A dimana diameter jendela berukuran
410 pm yang sangat kecil dibandingkan diameter rongga dalam yang
mencapai 1140 pm sehingga molekul metana dapat masuk rongga dan
molekul benzena yang lebih besar tertahan diluar.
Selain
itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom dan
untuk pemucatan minyak sawit mentah.
Zeolit
yang digunakan sebagai penyaring molekular tidak menunjukkan
perubahan cukup besar pada struktur kerangka dasar pada dehidrasi
walaupun kation berpindah menuju posisi dengan koordinasi lebih
rendah. Setelah dehidrasi, zeolit-A dan zeolit lainnya sangat stabil
terhadap pemanasan dan tidak terdekomposisi dibawah 700 0C.
Volume rongga pada zeolit-A terdehidrasi adalah sekitar 50% dari
volume zeolit.
Zeolit
sebagai katalis
Zeolit
merupakan katalis yang sangat berguna yang menunjukkan beberapa sifat
penting yang tidak ditemukan pada katalis amorf tradisional. Katalis
amorf hampir selalu dibuat dalam bentuk serbuk untuk memberikan luas
permukaan yang besar sehingga jumlah sisi katalitik semakin besar.
Keberadaan rongga pada zeolit memberikan luas permukaan internal yang
sangat luas sehingga dapat menampung 100 kali molekul lebih banyak
daripada katalis amorf dengan jumlah yang sama. Zeolit merupakan
kristal yang mudah dibuat dalam jumlah besar mengingat zeolit tidak
menunjukkan aktivitas katalitik yang bervariasi seperti pada katalis
amorf. Sifat penyaring molekul dari zeolit dapat mengontrol molekul
yang masuk atau keluar dari situs aktif. Karena adanya pengontrolan
seperti ini maka zeolit disebut sebagai katalis selektif bentuk.
Aktivitas
katalitik dari zeolit terdeionisasi dihubungkan dengan keberadaan
situs asam yang muncul dari unit tetrahedral [AlO4] pada
kerangka. Situs asam ini bisa berkarakter asam Bronsted maupun asam
Lewis. Zeolit sintetik biasanya mempunyai ion Na+ yang
dapat dipertukarkan dengan proton secara langsung dengan asam,
memberikan permukaan gugus hidroksil (situs Bronsted). Jika zeolit
tidak stabil pada larutan asam, situs Bronsted dapat dibuat dengan
mengubah zeolit menjadi garam NH4+ kemudian
memanaskannya sehingga terjadi penguapan NH3 dengan
meninggalkan proton. Pemanasan lebih lanjut akan menguapkan air dari
situs Bronsted menghasilkan ion Al terkoordinasi 3 yang mempunyai
sifat akseptor pasangan elektron (situs lewis). Permukaan zeolit
dapat menunjukkan situs Bronsted, situs Lewis ataupun keduanya
tergantung bagaimana zeolit tersebut dipreparasi.
Tidak
semua katalis zeolit menggunakan prinsip deionisasi atau bentuk asam.
Sifat katalisis juga dapat diperoleh dengan mengganti ion Na+
dengan ion lantanida seperti La3+ atau Ce3+.
Ion-ion ini kemudian memposisikan dirinya sehingga dapat mencapai
kondisi paling baik yang dapat menetralkan muatan negatif yang
terpisah dari tetrahedral Al pada kerangka. Pemisahan muatan
menghasilkan gradien medan elektrostatik yang tinggi di dalam rongga
yang cukup besar untuk mempolarisasi ikatan C-H atau mengionisasi
ikatan tersebut sehingga reaksi selanjutnya dapat terjadi. Efek ini
dapat diperkuat dengan mereduksi Al pada zeolit sehingga unit [AlO4]
terpisah lebih jauh. Tanah jarang sebagai bentuk tersubtitusi dari
zeolit-X menjadi katalis zeolit komersial pertama untuk proses
cracking petroleum pada tahun 1960an. Akan tetapi katalis ini telah
digantikan oleh Zeolit-Y yang lebih stabil pada suhu tinggi. Katalis
ini menghasilkan 20% lebih banyak petrol (gasolin) daripada zeolit-X.
Cara
ketiga penggunaan zeolit sebagai katalis adalah dengan menggantikan
ion Na+ dengan ion logam lain seperti Ni2+,
Pd2+ atau Pt2+ dan kemudian mereduksinya secara
in situ sehingga atom logam terdeposit di dalam kerangka zeolit.
Material yang dihasilkan menunjukkan sifat gabungan antara sifat
katalisis logam dengan pendukung katalis logam (zeolit) dan
penyebaran logam ke dalam pori dapat dicapai dengan baik.
Teknik
lain untuk preparasi katalis dengan pengemban zeolit melibatkan
adsorsi fisika dari senyawa anorganik volatil diikuti dengan
dekomposisi termal. Ni(CO)4 dapat teradsorb pada zeolit-X
dan dengan pemanasan hati-hati akan terdekomposisi meninggalkan atom
nikel pada rongga. Katalis ini merupakan katalis yang baik untuk
konversi karbon monoksida menjadi metana.
Zeolit
mempunyai tiga tipe katalis selektif bentuk
- Katalis selektif reaktanDimana hanya molekul (reaktan) dengan ukuran tertentu yang dapat masuk ke dalam pori dan akan bereksi di dalam pori.
- Katalis selektif produkHanya produk yang berukuran tertentu yang dapat meninggalkan situs aktif dan berdifusi melewati saluran (channel) dan keluar sebagai produk.
- Katalis selektif keadaan transisiReaksi yang terjadi melibatkan keadaan transisi dengan dimensi yang terbatasi oleh ukuran pori.
Rekayasa
zeolit
Penelitian
mengenai zeolit telah berkembang menuju preparasi material baru
dengan memasukkan berbagai molekul atau ion ke dalam sangkar zeolit.
Misalnya pigmen ultramarine pada struktur sodalite dan mengandung ion
S3- yang terjerat pada sangkar yang memberikan warna biru
yang menarik.
Salah
satu bidang penelitian ini telah terfokus pada pembentukan deposit
material semikonduktor pada sangkar zeolit. Hasilnya berupa partikel
yang sangat kecil yang disebut titik quantum (quantum dots). Partikel
ini mempunyai sifat elektronik, magnetik dan optikal yang sangat
menarik yang merupakan konsekuensi dari ukurannya daripada dari
komposisi kimia. Selama proses pengisian pori, titik quantum menjadi
bersambung dan material yang dihasilkan mempunyai sifat intermediet
diantara partikel diskrit dan bulk semikonduktor. Salah satu
contohnya adalah band gap semikonduktor CdS yang membentuk kubik
diskrit klaster (CdS)4 pada sangkar sodalite dari
zeolit-A, -X dan –Y yang berbeda dengan bulk CdS.
Berbagai
molekul atau ion lain dapat dimasukkan ke dalam β-cages dari zeolit
termasuk logam alkali, perak dan garam perak, selenium serta
berbagai polimer konduktif. Berbagai material baru ini sedang
diteliti dengan pusat perhatian pada sifat fisika yang penting
(semikonduktor, fotokonduktif dan konduktivitas ion, luminescence,
warna dan efek ukuran quantum) yang kemudian mempunyai kemungkinan
eksploitasi secara komersial.
@IF'38
0 komentar:
Posting Komentar