Pada tanggal 7 September 2004, seorang pejuang HAM, Munir said Thalib meninggal dunia dalam perjalanannya menuju Amsterdam Negeri Belanda. Kematian yang tiba-tiba ini menimbulkan tanda tanya besar bagi masyarakat Indonesia. Usut punya usut, ternyata Munir diracun menggunakan racun Arsenik. Sampai sekarang, dalang dari aksi pembunuhan tersebut masih bebas berkeliaran di Indonesia. Sepuluh tahun setelah kematiannya, para aktivis HAM mendesak pemerintah untuk kembali membuka kasus Munir dan menggulung para pelakunya ke penjara.
Kita tidak akan panjang lebar membahas peristiwa di atas, karena itu bukan ranah kita. Yang akan kita bahas adalah mengapa arsenik bisa menjadi racun yang sangat mematikan.
Arsenik
adalah unsur dengan nomor atom 33 dalam tabel periodik. Simbol
arsenik adalah As dengan massa atom relatif 75.
Arsenik
merupakan salah satu racun tertua yang pernah dikenal manusia. Sudah
diketahui bersama bahwa menurut sebagian orang, Napoleon raja
Perancis meninggal karena keracunan arsenik yang datang dari pewarna
hijau yang terdapat pada wallpaper kamarnya. Perlu diperhatikan,
bahwa bahkan sejumlah kecil arsenik pun dapat menimbulkan kematian,
atau setidaknya sakit yang menahun dan tidak menyenangkan.
Sifat
racun dari arsenik (As) terdapat pada kemampuannya untuk menangkap
dan melepaskan elektron. Sebagaimana diketahui, sistem syaraf manusia
“diperintah” oleh otak dan diatur oleh siklus penerima elektron
yang melepaskan dan menangkap elektron. Nah, karena kemampuan arsenik
dalam melepaskan dan menangkap elektron, maka elektron yang
dilepaskan atau ditangkap oleh arsenik ini, menyebabkan terganggunya
aliran elektron normal di atas. Akibat dari kacaunya aliran elektron
ini, maka fungsi syaraf sebagai “pengatur” menjadi terganggu.
Jika sistem syaraf gagal, maka paru-paru tidak lagi “diperintah”
untuk bekerja, jantung tidak “diminta” untuk berdetak, dan lain
sebagainya. Akibatnya, kematian akan segera terjadi dalam waktu
cepat.
Yang
lebih parah lagi, Arsenik termasuk ke dalam golongan VA segolongan
dengan Nitrogen (N) dan Fosfor (P). Kedua unsur ini merupakan
unsur-unsur yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Nitrogen terdapat pada
protein, sedangkan fosfor terdapat pada ATP (penghasil energi).
Sebagaimana kita ketahui, unsur-unsur yang segolongan memiliki sifat
yang mirip, dan arsenik memiliki sifat yang mirip dengan nitrogen dan
fosfor. Dengan kemiripan sifat ini, maka ketika arsenik masuk ke
dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh tidak menyadari keberadaannya
karena arsenik bisa dengan mudah menggantikan posisi nitrogen maupun
fosfor dalam jaringan tubuh.
Jadi,
mengapa arsenik bersifat toksik adalah karena dia telah “membodohi”
tubuh sehingga tubuh tidak berfikir bahwa arsenik adalah racun.
Sumber
: Physical Chemistry, Understanding Our Chemical World
@IF'38
0 komentar:
Posting Komentar