Sebagaimana
sudah diuraikan di bab sebelumnya, organisme hidup termasuk manusia,
merupakan “mesin pengoksidasi karbon”. Hal ini karena makhluk
hidup senantiasa membakar senyawa karbon (seperti glukosa)
menghasilkan karbondioksida dan uap air. Ketika mereka mati di
permukaan bumi, maka senyawa karbon yang terkandung akan terurai
menghasilkan karbondioksida dan air. Akan tetapi, ketika mereka
terkubur dalam tanah dan tidak kontak dengan oksigen, maka senyawa
karbon yang dikandungnya tidak teroksidasi menjadi karbondioksida dan
uap air, akan tetapi sebaliknya, dengan bantuan bakteri tertentu,
malah mengalami reduksi menjadi senyawa karbon lain yang dikenal
dengan nama minyak bumi.
Minyak
bumi tersusun terutama oleh hidrokarbon. Unsur karbon yang terdapat
dalam hidrokarbon ini berada dalam bilangan oksidasi terendahnya
yaitu -4. Ketika hidrokarbon ini dibakar di udara, maka terjadi
perubahan bilangan oksidasi yang sangat drastis, dari -4 pada senyawa
hidrokarbon menjadi +4 pada senyawa CO2, yang tentunya
disertai pelepasan energi yang sangat besar. Itulah sebabnya mengapa
hidrokarbon banyak digunakan sebagai bahan bakar minyak (BBM).
Masalahnya
adalah bahwa pembakaran BBM ini menghasilkan senyawa CO2
dan H2O ke udara. Kedua senyawa ini termasuk kelompok gas
rumah kaca, yaitu gas yang dapat menaikkan suhu bumi karena mampu
menyerap sinar infra merah yang dipantulkan oleh bumi.
Akhir-akhir
ini, permasalahan gas rumah kaca ini telah menyibukkan para ilmuwan
karena telah berada pada level yang mengkhawatirkan. Betapa tidak,
banyaknya gas rumah kaca di atmosfer akan menyebab-kan bencana yang
dinamakan pemanasan global.
Pemanasan global adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu bumi di
seluruh dunia secara merata. Akibat yang ditimbulkan oleh pemanasan
global termasuk mencairnya es di kutub sehingga menyebabkan naiknya
permukaan air laut yang pada gilirannya menenggelamkan kota-kota di
pinggir pantai. Pemanasan global juga menyebabkan terjadinya
perubahan iklim, dimana terjadi kekeringan pada musim penghujan, atau
banjir pada musim kemarau. Beberapa bencana yang lain seperti tsunami
dan tornado juga diakibatkan oleh pemanasan global.
Perlu
diketahui, komponen utama penyusun udara adalah nitrogen (78,08 %),
oksigen (20,95 %), dan argon (0,93 %). Ketiga gas ini bukanlah
termasuk gas-gas rumah kaca, dan mereka menyusun 99,96 % atmosfer
bumi. Sementara itu, salah satu gas rumah kaca yaitu CO2
hanya memiliki kadar sebesar 0,0093 %. Gas-gas rumah kaca yang lain
seperti uap air dan metana, jumlahnya lebih sedikit daripada CO2.
Itu artinya, pemanasan global dikendalikan oleh gas-gas yang
jumlahnya tidak mencapai 0,1 %. Bagaimana hal ini bisa terjadi ?
Jawabannya
ada pada sifat gas rumah kaca itu sendiri. Kita ambil contoh CO2.
CO2
tidak memberikan pengaruh pada jumlah energi yang diterima oleh bumi
dari matahari (energi input), karena CO2
bersifat transparan (tidak menyerap sinar yang dipancarkan oleh
matahari). Sebaliknya, CO2
sangat efektif dalam menyerap radiasi infra merah yang dipantulkan
kembali oleh bumi (energi output). Itu artinya, energi output
(keluaran) dari bumi menuju luar angkasa berkurang sebanding dengan
bertambahnya jumlah CO2
bahkan dalam jumlah sedikit pun. Akibatnya, sebagian energi output
(dalam bentuk sinar infra merah) menjadi tertahan di bumi sehingga
menyebabkan kenaikan suhu bumi.
Yang
lebih parah lagi, CO2
memiliki masa tinggal yang sangat lama di udara (sampai 100 tahun).
Nah,
sebagai pemuda yang berpendidikan, sudah seharusnya kita untuk lebih
peduli terhadap lingkungan. Untuk mencegah pemanasan global, kita
dapat melakukan hal-hal yang sederhana, seperti menghemat pemakaian
energi, baik itu energi listrik, maupun energi yang lainnya. Lebih
memilih jalan kaki atau bersepeda menuju tempat yang cukup dekat
dibandingkan dengan menggunakan motor atau mobil, servis kendaraan
secara rutin supaya mesin kendaraan lebih hemat energi, dan tidak
membakar sampah. Sampah-sampah organik seperti kertas dan sampah
makanan sebaiknya dikubur sehingga dapat menjadi kompos.
Diantara
cara sederhana untuk mencegah pemanasan global juga adalah dengan
menanam pohon dan tidak merokok. Menanam pohon dapat mengurangi
karbondioksida di udara, karena tanaman dapat mengubah karbondioksida
menjadi oksigen ketika mereka melakukan fotosintesis.
Sementara
itu, merokok dapat menimbulkan pemanasan global karena asap yang
dihasilkan mengandung banyak senyawa kimia yang termasuk gas rumah
kaca terutama karbondioksida. Sebagaimana kita ketahui, kenaikan
sedikit saja kadar karbondioksida di udara, dapat meningkatkan resiko
pemanasan global.
Apapun
alasan dan dalihnya, merokok tidak memberikan keuntungan apapun.
Meskipun baru-baru ini, telah ditemukan alat penyaring rokok yang
dapat menangkal radikal bebas yang dihasilkan oleh pembakaran rokok
ke dalam tubuh seseorang. Alat penyaring (filter) yang dinamai divine cigarette tersebut diklaim
dapat mengurangi bahkan menghilangkan radikal bebas, sehingga tubuh
tidak terkena dampak negatif radikal bebas yang dihasilkan oleh
rokok.
Pada
dasarnya, alat ini bukanlah penemuan yang istimewa, namun justru
dapat menimbulkan bencana yang lebih hebat di kemudian hari. Betapa
tidak, hal ini karena dua alasan:
Alasan
pertama, asap rokok yang dihasilkan oleh pembakaran rokok bukan hanya
yang masuk ke dalam tubuh perokok, tapi juga yang keluar dari ujung
rokok itu sendiri, dan bagian ini tidak tersaring sama sekali. Itu
artinya, potensi radikal bebas yang dihasilkan masih tetap ada.
Alasan
kedua, alat penyaring tersebut tidak dapat menghilangkan gas
karbondioksida sama sekali, artinya potensi terjadinya penambahan gas
karbondioksida pada atmosfer tetap ada. Bahkan potensi jumlah gas
karbondioksida yang dilepaskan ke lingkungan bisa bertambah lebih
banyak, sebab orang menjadi tidak takut lagi untuk merokok karena
sekarang rokok sudah “tidak berbahaya lagi”.
Alasan ketiga, filter rokok yang beredar di Indonesia ternyata mengandung darah babi, seperti yang diberitakan beberapa waktu yang lalu di media-media.
Jadi,
penemuan ini merupakan suatu bencana yang seharusnya tidak
dilanjutkan, karena akan mengajari orang supaya merokok.
Stop Rokok, apapun alasannya !
@IF'38
0 komentar:
Posting Komentar