Jumat, 05 September 2014

Aplikasi sifat koligatif larutan : Sel Tubuh dan air laut

Sobat Chem, pernahkah kalian mendengar ungkapan : "seperti minum air laut, semakin diminum semakin haus" ?. Ungkapan ini ditujukan untuk orang-orang yang rakus. Semakin banyak mereka diberi harta, semakin pelit dan semakin serakah terhadap harta. Jika diberi harta sebanyak satu karung, maka dia akan meminta karung yang kedua. dan begitu seterusnya. 
Masalahnya, benarkah ungkapan tersebut ditinjau dari sisi ilmiah? ataukah hanya ungkapan yang tiada makna?. Tentunya tidak mungkin orang tua kita dahulu membuat suatu ungkapan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sebagai contoh, ungkapan "ada gula ada semut" sangatlah cocok dengan keadaan sebenarnya, yaitu di mana ada gula, pasti semut akan berdatangan.

Nah, pada kali ini kita akan melihat penjelasan dari ungkapan di atas dari sisi ilmiah. Kita bahas terlebih dahulu tentang sel.

Tubuh kita terdiri atas sel-sel yang sangat banyak jenis dan jumlahnya. Yang menjadi kesamaan pada semua sel ini adalah komposisinya. Komponen utama penyusun sel adalah air dan garam-garam mineral. Air bertindak sebagai pelarut, sedangkan garam mineral bertindak sebagai zat terlarut yang menjadi sumber ion atau elektrolit. Jika salah satunya berlebih, maka akan terjadi kekacauan pada sel tubuh. 

Jika kadar garam mineral berlebih, maka bagian dalam sel akan mengalami keadaan hipertonis (tekanan osmotiknya lebih tinggi daripada tekanan osmotik di luar sel). Sebaliknya, jika air yang berlebih, maka bagian dalam sel mengalami keadaan hipotonis. 
Untuk mengatasi hal ini, maka tubuh melakukan mekanisme osmoregulasi, yaitu suatu mekanisme homeostatis untuk menyeimbangkan tekanan osmosis di dalam sel dengan lingkungan di luar sel. Proses osmoregulasi dapat terjadi karena dinding sel bersifat semipermeabel, yaitu dapat melewatkan molekul-molekul kecil seperti air, namun menahan molekul-molekul besar seperti molekul darah.
Nah, ketika kita merasa haus, itu artinya cairan intrasel sedang kekurangan air. Kita harus menambahkan air supaya kebutuhan sel akan air terpenuhi. Itu sebabnya mengapa setelah kita minum, kita merasa segar kembali. Itu juga yang menjadi sebab mengapa kita lebih baik minum air putih (bila perlu air murni atau aquadest) dibandingkan dengan minum air mineral atau minuman isotonik yang sekarang banyak dijual di pasaran. Hal ini karena air murni tidak mengandung zat terlarut sehingga lebih mudah diserap oleh sel-sel tubuh.
Di lain fihak, air laut adalah air yang memiliki kadar garam (zat terlarut) yang sangat besar. Tekanan osmotik air laut cukup besar yaitu 27 atm. Sementara itu, tekanan osmotik cairan intrasel sekitar 7,8 atm. Keadaan ini menyebabkan air laut bersifat hipertonis terhadap cairan intrasel.
Akibatnya, jika kita minum air laut, maka air yang ada di dalam cairan intrasel keluar untuk "mengencerkan" air laut yang datang barusan. Hal ini menyebabkan tubuh kita semakin merasa kehausan, karena sel yang seharusnya diberi air, malah "diambil" airnya.
Semakin banyak kita meminum air laut, maka semakin banyak pula air yang "diambil" dari dalam sel. Jika keadaan ini tidak ditangani, maka tubuh akan mengalami dehidrasi yang berujung pada kematian.


@IF'38

0 komentar:

Posting Komentar