Apa
itu fasa? Sederhananya kita dapat mendefinisikan fasa sebagai
bentuk zat. Padat, cair, dan gas adalah fasa umum dari setiap
zat. Kita ambil air sebagai contoh. Jika kita melihat ada es yang
mengapung di lautan, maka kita telah melihat adanya dua fasa disana
yaitu fasa cair dan fasa padat. Tapi tunggu dulu, bahkan sebenarnya
ada tiga fasa disana, karena kita telah mengetahui bahwa udara juga
mengandung uap air dalam jumlah yang cukup banyak. Jadi, ada air laut
yang merupakan fasa cair di bawah, kemudian es sebagai fasa padat,
dan uap air di udara sebagai fasa gas.
Akan
tetapi, fasa juga dapat digunakan secara lebih luas daripada
perbedaan bentuk dari zat yang sama. Sebagai contoh, minyak yang
mengapung diatas air merupakan sistem dua fasa (dalam kasus ini, dua
fasa cair). Jika minyak dan air berada dalam botol, maka disana akan
ada tiga fasa karena botol juga merupakan fasa yang lain. Jumlah fasa
akan bertambah manakala kita memasukkan sendok ke dalam botol yang
berisi minyak dan air ini. Artinya kita akan mendapatkan 2 fasa cair
dan 2 fasa padat. Belum lagi jika botol tersebut masih menyisakan
udara di atasnya, maka fasa gas akan menjadi fasa kelima yang ikut
ambil bagian dalam sistem ini.
Jadi,
fasa dapat dilihat dari adanya batas yang memisahkan
satu dengan lainnya. Es dan air merupakan dua fasa yang berbeda
karena ada batas antara keduanya. Begitu pula minyak dan air dapat
dilihat dengan jelas batas yang memisahkan keduanya.
Diagram
fasa adalah diagram yang menggambarkan perubahan bentuk suatu zat
pada berbagai keadaan tekanan dan suhu.
Bagaimana
cara membaca diagram fasa ?
Masih
banyak siswa yang tidak faham maksud dari diagram fasa dan cara
membacanya. Sebenarnya, konsep diagram fasa cukup mudah, yaitu
diagram yang menyatakan suhu didih atau suhu beku atau suhu sublim suatu zat pada tekanan
tertentu (hubungan antara tekanan dengan suhu). Masalahnya, diagram
fasa berbentuk garis sehingga membingungkan sebagian siswa. Banyak
siswa yang bingung apa maksud dari garis tersebut.
Baiklah,
kita bahas tahap demi tahap.
Sebagaimana
sudah dibahas, diagram fasa adalah diagram yang membandingkan antara
tekanan dengan suhu. Karena diagram ini memperlihatkan hubungan
antara tekanan dan suhu dengan perubahan fasa, maka yang menjadi
fokus perhatian dari diagram fasa adalah suhu dan tekanan yang
diberikan pada saat terjadinya perubahan fasa. Sebagai contoh, pada
tekanan 1 atm (1,013 bar), air akan berubah fasanya dari padat ke
cair atau sebaliknya, pada suhu 0 oC, dan akan berubah
fasanya dari cair ke gas atau sebaliknya, pada suhu 100 oC.
Jika kita ganti tekanannya menjadi 2 atm misalnya, maka
suhu pada waktu terjadinya perubahan fasa (membeku atau mendidih),
juga berubah.
Untuk
lebih lengkapnya, perhatikan tabel hubungan antara tekanan (diberikan dalam mbar) dengan
titik didih berikut :
Dapat
kita perhatikan bahwa semakin besar tekanan yang diberikan, maka
semakin tinggi juga titik didihnya. Jika kita masukkan data di atas
(kita ambil sebagian sampel data saja) ke dalam program excel (saya sendiri
menggunakan spreadsheet dari open office milik linux), maka akan kita
dapatkan diagram seperti di bawah ini :
Jika
titik-titik tersebut dihubungkan dengan garis, maka akan didapatkan
gambar seperti berikut :
Titik
beku pun sama, garis yang terdapat pada diagram fasa (garis beku),
sebenarnya merupakan kumpulan titik-titik yang berhubungan satu sama
lain.
Jika
kedua diagram tersebut digabung dengan diagram sublimasi, maka kita
pun mendapatkan diagram fasa yang kita kenal.
Lalu
apa fungsi Diagram Fasa ?
Diagram
fasa dapat digunakan untuk menentukan keadaan suatu zat pada suhu dan
tekanan tertentu. Sebagai contoh, air pada suhu 85 oC dan
tekanan 1 atm berbentuk cair, namun jika tekanannya diturunkan
menjadi 0,5 atm misalnya, maka air berwujud gas pada suhu tersebut.
Nah,
sekarang kita akan berbicara tentang penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih.
Penurunan
titik beku adalah turunnya titik beku suatu zat cair ketika ke
dalamnya ditambahkan suatu zat terlarut. Dengan kata lain, cairan
tersebut sekarang berubah menjadi larutan. Kenaikan titik didih juga
seperti itu, yaitu naiknya titik didih suatu zat cair ketika ke
dalamnya ditambahkan suatu zat terlarut (atau mudahnya, berubah menjadi
larutan).
Sebagai
contoh, jika ke dalam 1 kg air ditambahkan 1 mol glukosa,
maka titik bekunya akan berkurang sebesar 1,86 oC, dan
titik didihnya akan bertambah sebesar 0,52 oC. Itu
artinya, titik beku air (yang sekarang sudah berubah menjadi larutan
glukosa dalam air), akan menjadi -1,86 oC pada tekanan 1
atm. Begitu pula, titik didihnya akan menjadi 100,52 oC
pada tekanan ini. Pada nilai tekanan yang lain, polanya akan sama,
titik beku berkurang sebesar 1,86 oC, dan titik didih
bertambah sebesar 0,52 oC. Sehingga kita dapatkan :
Bagaimana
dengan keadaan tekanan yang lain ?
Gampang,
tinggal nilai titik beku masing-masing dikurangi 1,86, sedangkan
titik didihnya ditambah 0,52. Sehingga kita dapatkan :
Jadi,
yang dimaksud dengan perubahan titik beku air adalah berubahnya
titik beku ketika air masih murni tanpa zat terlarut apapun, menjadi
air yang sudah ditambah zat terlarut (atau singkatnya menjadi
larutan). Begitu pula dengan titik didih.
Nah,
sudah jelas sekarang yah. Sehingga kita bisa tarik kesimpulan :
- Bahwa garis-garis yang ada pada diagram fasa sesungguhnya merupakan kumpulan titik-titik yang bersambung satu sama lain membentuk garis.
- Bahwa penurunan titik beku atau kenaikan titik didih sesungguhnya merupakan berubahnya titik beku atau titik didih suatu zat dari keadaan murni menjadi larutan.
Semoga
Bermanfaat
@IF'38
terimakasih, sangat membantu :)
BalasHapusterimakasih, bermanfaat :)
BalasHapusTerima kasih banyak mas artikelnya..sangat membantu saya yg sedang menggarap skripsi
BalasHapusTerima kasih sangat membantu
BalasHapusterimakasih
BalasHapusGan gmn cara ny klu mau buat diagram fasa benzene?
BalasHapusterimakasih atas pencerahannya!!!
BalasHapusthengs
BalasHapusterima kasih
BalasHapusTrimakasih atas Penjelasannya
BalasHapusThank you👍
BalasHapusBermanfaat banget gan. Thx
BalasHapusTerima kasih atas info yang diberikan, semoga bias bermanfaat bagi para pembacanya. Jangan lupa kunjungi website http://ppns.ac.id & https://blog.ppns.ac.id/tl/naufaldyramadhan/ Terima kasih
BalasHapusTerima kasih atas informasinya
BalasHapusJangan lupa kunjungi website kami di http://ppns.ac.id